JASMANIAH CEKGU 2
Senin, 18 Agustus 2014
ASPEK-ASPEK SUPERVISI AKADEMIK DALAM KETRAMPILAN MENGAJAR
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidik merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral, pertama, dan utama. Figur yang satu ini akan senantiasa menjadi sorotan strategis ketika berbicara masalah pendidikan, karena guru selalu terkait dengan komponen manapun dalam sistem pendidikan. Dalam Islam, guru (pendidik) juga merupakan figur yang sangat penting, begitu pentingnya seorang pendidik sehingga menempatkan kedudukan pendidik setingkat di bawah kedudukan nabi dan rasul. Maka dalam pendidikan Islam, pendidik adalah komponen yang sangat penting dalam sistem kependidikan, karena ia yang mengantarkan peserta didik pada tujuan yang telah ditentukan, bersama komponen yang lain terkait dan lebih bersifat komprehensif. Peranan pendidik dalam menunjang keberhasilan pendidikan sangat penting. Karena itu, upaya apapun untuk meningkatkan mutu pendidikan harus bersentuhan dengan sumber daya guru (pendidik).
Namun demikian guru tidak dapat berjalan dengan sendirinya tanpa ada keikut serta dari beberapa lingkungan masyarak, pemerintah serta lembaga terkait lainnya. Dalam perjalan proses belajar mengajar di sekolah tentunya guru memiliki kendala-kendala, masalah-masalah yang perlu di selesaikan dengan, melibatkan pihak lain terutama dengan guru senior, kepala sekolah dan supervisor, sehingga untuk meningkatkan kemajuan pendidikan tersebut pemerintah mengadakan supervisi.
Seperti yang di ungkapkan oleh beberapa tokoh pendidikan, bahwa Pelaksanaan Supervisi terhadap guru di sekolah memiliki maksud-maksud tertentu yang ingin dicapai. Maksud tersebut tentunya berkaitan dengan tujuan pendidikan di sekolah. Sebab supervisi pada dasarnya dilaksanakan dalam rangka membantu pihak sekolah (guru-guru) agar dapat melaksanakan tugasnya secara lebih baik dan berkualitas, sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai secara optimal.
Dari tujuan tersebut, maka pelaksanaan supervisi tidak hanya sekedar membantu guru, tetapi supervisor harus mampu serta memiliki kompetensi dasar dari sebuah kegiatan tersebut, maka seperti dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasioanl no 12 tahun 2007 tentang kompetensi pengawas terdiri atas enam kompetensi terjabarkan menjadi 36 kompetensi dasar pengawas. Dari sinilah arah serta acuan yang harus dibimbing dan diberikan pemahaman terhadap pembinaan guru dalam bidang supervisi pembelajaran di sekolah.
BAB II
ASPEK-ASPEK SUPERVISI AKADEMIK DALAM KETRAMPILAN MENGAJAR
A. Pengertian supervisi
Sebelum menjelaskan aspek-aspek dari supervisi akademik dalam ketrampilan mengajar, yang dilakukan oleh seorang supervisor, alangkah baiknya penulis sedikit jelaskan tentang pengertian supervisi. Supervisi adalah membantu memberikan bimbingan kepada tenaga pedidik dan tenaga kependidikan untuk mencapai tujuan sekolah yang di inginkan secara efektif dan efesien.
Tujuan Supervisi.
Sebagaimana disebutkan bahwa tujuan supervisi pendidikan adalah “memberikan perkembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik.” Sedangkan Arikunto dan Yuliana mengemukakan bahwa tujuan supervisi pendidikan adalah “mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik melalui pembinaan dan peningkatan profesi belajar”. Supervisi pendidikan pada dasarnya adalah untuk meningkatkan kualitas dan kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya.
Apabila kualitas guru dalam melaksanakan tugasnya yaitu melakukan pembelajaran dapat ditingkatkan, maka diharapkan hasil belajar yang dicapai oleh siswa juga meningkat. Secara tidak langsung supervisi pendidikan bertujuan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dalam rangka memajukan dan meningkatkan proses dan hasil belajar mengajar. Pendapat ini senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Oliva, sebagaimana yang dikutip oleh Sahertian, bahwa sasaran supervisi pendidikan adalah: (1).Mengembangkan kurikulum yang sedang dilaksanakan di sekolah.(2) Meningkatkan proses belajar mengajar di sekolah. (3) Mengembangkan seluruh staf di sekolah.
Hal tersebut berarti orientasi supervisi pendidikan sebenarnya adalah peningkatan mutu dan kualitas pendidikan melalui peningkatan profesionalisme pendidik. Tujuan supervisi pendidikan haruslah positif dan konstruktif juga sesuai dengan landasan pendidikan , yaitu memperbaiki sistem yang ada, mengurangi pemborosan dana, waktu, material dan finansial juga tenaga di lembaga pendidikan , menegakkan prosedur, program, peraturan, standart sehingga dapat mencapai efisiensi lembaga, output pendidikan yang tinggi,berakhak mulia, menjadi manusia kamil dengan niat ibadah dan berakhir dengan khusnul khotimah.
Dengan memahami beberapa tujuan supervisi pendidikan tersebut diatas, bahwa tujuan utamanya adalah membuat suatu perubahan dalam dunia pendidikan, perubahan mulai dari kepala sekolah, guru, staf pengajaran, maupun siswa itu sendiri siswa. Inilah tujuan utamanya dari pelaksanaan supervisi. Melalui supervisi akademik diharapkan kualitas akdemik yang dilakukan oleh guru semakin meningkat. Pengembangan kemampuan dalam konteks ini jangan diartikan sempit, semata-mata ditekamkan pada peningkatan pengetahuan dan ketrampilan mengajar guru, melainkan juga pada peningkatan kemuan, motivasi, peningkatan kenerja guru serta menjadikan peserta didik akan lebih baik dan berkualitas.
Supervisi akademik dilaksanakan dilaksanakan untuk mengembangkan profesionalnya guru dalam mengembangkan pembelajaran, baik dari segi akademik, kehidupan dalam ruangan kelas, mengembangkan ketrampilan mengajar dan menggunakan teknik-teknik tertentu. Mendorong guru agar dia memiliki perhatian yang sungguh-sungguh terhadap tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pendidik.
B. Aspek-Aspek Supervisi Pendidikan.
Setelah memahami tentang definisi supervisi pendidikan dan tujuan supervisi, tentu yang menjadi pertanyaan berikutnya adalah mengenai objek atau aspek supervisi pendidikan.
Sri Banun mengemukakan, yang dikutip dari Depdikmas 1994 bahwa ada dua aspek yang perlu mendapat perhatian, (1) pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar, dan (2) hal-hal yang menunjang terhadap pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar. Pengelolaan madrasah atau sekolah, ketatalaksanaan madrasah atau sekolah (administrasi), pelaksanaan bimbingan, kebersihan dan keindahan, ketertiban, pelaksanaan ekstra kurikuler dan sebagainya. Aspek pertama nampaknya lebih tertuju kepada guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, sedangkan aspek kedua lebih tertuju pada manajemen sekolah/madrasah dan fungsi kepala sekolah/madrasah sebagai manajer pada lembaga pendidikan tersebut.
Menuru Nasir B. Kotten Aspek pembinaan guru yang perlu ditingkatkan antara lain meliputi ketrampilan-ketrampilan dalam :
1. Merencanakan kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa.
2. Mengelola kegiatan pembelajaran yang lebih bervariasi dan menarik.
3. Menilai kemajuan siswa, memberikan umpan balik yang bermakna, membuat dan menggunakan media pembelajaran.
4. Memanfaatkan lingkungan sebagai media sumber pembelajaran
5. Membimbing dan melayani siswa yang mengalami kesulitan belajar terutama yang prestasi belajarnya rendah.
6. Mengelola kelas sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif.
7. Menyusun dan mengelola catatan kemajuan belajar siswa.
Sesuai dengan pendapat tokoh tersebut di atas, bahwa aspek dari supervisi yang berkaitan tentang pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang langsung masuk kedalam kompetensi supervisi akademik. Kompetensi supervisi akademik adalah kemampuan pengawas sekolah dalam melaksanakan pengawasan akade¬mik yakni menilai dan membina guru dalam rangka memper¬tinggi kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakannya agar berdampak terhadap kualitas hasil belajar siswa.
Kompetensi supervisi akademik intinya adalah membina guru dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran. Oleh sebab itu sasaran supervisi akademik adalah guru dalam pro¬ses belajar mengajar (pembelajaran). Materi pokok dalam proses pembelajaran adalah (penyusunan silabus dan RPP, pemilihan strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaan media dan teknologi informasi dalam pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran serta penelitian tindakan kelas). Berikut adalah kompetensi inti dari dimensi kompe¬tensi supervisi akademik.
(1) menguasai konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik dan kecenderungan perkembangan tiap mata pelajaran
(2) membimbing guru dalam menyusun silabus mata pelajaran berdasarkan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar serta prinsip-prinsip pengem-bangan KTSP
(3) membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/metode/teknik
pembelajaran/’bimbingan setiap mata pelajaran membimbing guru dalam menyusun rencana pelaksa¬naan pembelajaran tiap mata pelajaran
(4) membimbing guru dalam menyususn rencana pelaksanaan pembelajaran tiap mata pelajaran.
(6) membimbing guru dalam melaksanakan pembelajaran di laboratorium dan di lapangan
(7) membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan media serta fasilitas pembelajaran/bimbingan
(8) membimbing guru dalam memanfaatkan teknologi informasi untuk
pembelajaran/bimbingan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan.
Dalam suatu kegiatan pembelajaran guru merupakan ujung tombak dari suatu kegiatan tersebut, siswa sebagai efek dari bimbingan untuk mengembangkan diri setelah mendapatkan pembelajaran dari para guru. Hal ini terjadi di setiap kegiatan pelaksaanaan proses belajar mengajar. Namun demikian manusi memiliki sutu kelemahan dan kejenuhan serta keterbatasan dari ilmu pengetahuan, pengalaman kurangnya informasi, kurangnya membaca dan lain sebagainy. Maka disini perlu adanya suatu pencerahan atau bimbingan yang diberikan oleh supervisor.
Adanya pelaksanaan supervisi pendidikan hendaknya pendidkan akan semakin baik harapan dari penulis pelaksanaan supervisi memberikan perubahan terhadap kemajuan pendidikan di tanah air pada umumnya dan menjadi kemajuan bagi daerah semoga pendidkan di Aceh kedepan semakin baik dan maju.demikianlah atas perhatian dan harapan Atas kritik dan saran kami selaku penulis sangat kami harapkan . terimakasih.
Daftar pustaka
Soetopo, Hendyat, Wasty Soemanto, Kepemimpinan dan Supevisi Pendidikan, Jakarta: Bina Aksara, 1984
Arikunto, Suharsimi, Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media, 2008.
Burhanuddin, “Konsep Dasar Supervisi Pendidikan”, dalam Burhanuddin et.al, Supervisi Pendidikan dan Pengajaran: Konsep, Pendekatan, dan Penerapan Pembinaan Profesional, Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang, 2007
Mufidah, Luk-luk Nur, Diktat Supervisi Pendidikan, Tulungagung: Diktat Tidak Diterbitkan, 2005
Piet A Sahertian, Konsep dasar dan teknik supervise pendidikan, Renika cipta,
Jakarta, 2008.
Natsir B. Kotten, Supervisi pendidikan dan pengajaran, Nusa Indah,Flores
NTT, 2011.
Kamis, 23 Januari 2014
Teknologi Pendidikan & Teknologi Pembelajaran
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap
bangsa, apalagi bagi bangsa yang sedang berkembang, yang giat membangun
negaranya. Pembangunan hanya dapat dilakukan oleh manusia yang dipersiapkan
untuk itu melalui pendidikan. Dalam zaman kemajuan ilmu pengetahuan ini para
ahli berusaha untuk meningkatkan mengajar itu menjadi suatu ilmu atau science.
Dengan metode mengajar yang ilmiah diharapkan, proses belajar mengajar itu
lebih terjamin keberhasilannya. Inilah yang sedang diusahakan oleh teknologi
pendidikan. Teknologi pendidikan memberi pendekatan yang sistematis dan kritis
tentang proses belajar mengajar. Teknologi pendidikan memandangnya sebagai
suatu masalah yang harus dihadapi secara rasional dengan menerapkan metode
pemecahan masalah. Penerapan Teknologi di lembaga pendidikan merupakan jawaban
persoalan yang sekarang ini dialami oleh dunia pendidikan kita. Sebagai salah
satu bagian dari sistem yang ada, teknologi pendidikan sebenarnya adalah suatu
cara atau teknis bagaimana agar anak didik secara maksimal mampu menyerap ilmu
pengetahuan yang disampaikan oleh guru-gurunya atau anak dengan cara belajar
dari proses alam sekitarnya.
BAB II
TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
A.
Pengertian teknologi pendidikan
Teknologi
pendidikan bisa dipandang sebagai suatu produk dan proses . Sebagai suatu
produk, teknologi pendidikan mudah dipahami karena sifatnya lebih kongkrit dikaitkan
dengan komputer dan lain-lain alat media yang digunakan dalam pengajaran. seperti
radio, televisi, proyektor, OHP, dan sebagainya. Pengertian teknologi pendidikan dalam arti yang
sempit adalah merupakan media pendidikan, yaitu hasil teknologi sebagai alat
bantu dalam pendidikan agar berhasil guna efektif dan efesien. [1]
Dalam hal ini teknologi pendidikan bisa
dipahami sebagai suatu proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang,
prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari
jalan untuk mengatasi permasalahan, melaksanakan, menilai, dan mengelola
pemecahan masalah tersebut yang menyangkut semua aspek belajar manusia. Sejalan
dengan hal tersebut, maka lahirlah teknologi pendidikan dari adanya permasalahan
dalam pendidikan. [2]
Permasalahan
pendidikan yang mencuat saat ini, meliputi pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan, peningkatan mutu atau kualitas, relevansi, dan efisiensi
pendidikan. Permasalahan serius yang masih dirasakan oleh pendidikan mulai dari
pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi adalah masalah kualitas, tentu saja
ini dapat dipecahkan melalui pendekatan teknologi pendidikan.
B.
Prinsip –prinsip teknologi pendidikan
Ada tiga
prinsip dasar dalam teknologi pendidikan sebagai acuan dalam pengembangan dan
pemanfaatannya, yaitu pendekatan sistem, berorientasi pada siswa, dan pemanfaatan
pada sumber belajar.
1.
Prinsip pendekatan sistem berarti bahwa
penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran perlu didesain atau dirancang
dengan menggunakan pendekatan sistem. Dalam merancang pembelajaran diperlukan
langkah-langkah prosedural meliputi: identifikasi masalah, analisis keadaan,
identifikasi tujuan, pengelolaan pembelajaran, penetapan metode, penetapan
media, dan evaluasi pembelajaran.
2.
Prinsip
berorientasi pada siswa berarti bahwa dalam pembelajaran hendaknya memusatkan
perhatiannya pada peserta didik dengan memperhatikan karakteristik, minat,
potensi dari siswa.
3.
Prinsip
pemanfaatan sumber belajar berarti dalam pembelajaran, siswa hendaknya dapat
memanfa-atkan sumber belajar untuk mengakses pengetahuan dan keterampilan yang
dibutuhkannya. Satu hal lagi bahwa teknologi pendidikan adalah satu bidang yang
menekankan pada aspek belajar siswa. [3]
C.
Macam-macam Teknologi
Teknologi pendidikan merupakan alat-alat
teknologi sebagi alat bantu guru dalam mengajar. Alat-alat teknologi tersebut dapat
dikelompokan menjadi dua macam, yaitu :
v Teknologi Non
Elektronik (Tradisional)
Teknologi non elektronik merupakan alat
teknologi yang di ciptakan sebagai alat bantu dalam pendidikan, sebagai sarana
untuk mengali pengetahuan, sebagai sarana pendidikan dengan cara non elektronik
atau secara manual (tradisional). Seperi gambar poster, lukisan, buku cetak,
hasil kerja siswa yang berbentuk gambar, rumus-rumus, globe,koran, majalah,
buletin, gunting pisau, pinsil polpen spidol. Ini semua merupakan teknologi non
elektronik yang dapat dijadikan sebagai alat bantu untuk mempermudah dalam
memberikan contoh-contoh dalam proses pendidikan berlangsung.
v Teknologi
Elektronik ( Modren)
Seiring dengan perjalanan waktu-kewaktu,
semakin berkembangnya pengetahuan dan teknologi dalam pendidikan, secara
bertahap teknologi non elektronik mulai ditinggalkan untuk beralih kedunia
teknologi elektronik (modren). Ini tidak bisa dipungkiri, senada dengan
kemajuan teknologi yang masuk kedalam dunia pendidikan. Dengan kehadiran
teknologi elektronik pendidikan akan semakin maju, semakin cepat berkembang,
semakin mkudah untuk mendapatkan berbagai informasi dan pengetahuan yang di
hasilkan oleh teknologi elektronik tersebut. Adapu jenis-jenis teknologi
elektronik tersebut adalah komputer/ laptop, infokus, slide, camera, media
intraktif, televisi, handpone. Ini semua merupaka alat-alat pembelajaran
berbentuk elektronik modren, dengan kedatangan teknologi yang canggih ini media
pembelajaran semakin mudah, guru tidak begitu sulit dalam memberikan pemahaman
kepada para siswa, misalnya guru ingin menceritakan tentang pelksanaan fardhu
kifayah, guru hanya cukup menyusun, atau menyiabkan bahan yang ada pada media
elektronik, kemudian kita simpan dilapto lalu dalam proses pembelajaran
langsung bisa ditampilkan. Ini bukti kecanggihan dari teknologi elektronik yang
sedang berkembang di dunia pendidikan masa kini.
D.
Teknologi pembelajaran
Teknologi pembelajaran merupakan usaha
sistematis dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi keseluruhan
proses belajar untuk suatu tujuan pembelajaran khusus, serta didasarkan
pada penelitian tentang proses belajar dan komunikasi pada manusia
yang menggunakan kombinasi sumber manusia dan non-manusia agar belajar dapat
berlangsung efektif. [4]
Dalam mendefinisikan teknologi pembelajaran ada beberapa
pendapat diantaranya adalah:
Yang pertama, teknologi pembelajaran adalah penerapan secara sistematik
strategi dan teknik yang diambil dari konsep ilmu perilaku dan ilmu yang
bersifat fisik, serta pengetahuan lain untuk keperluan pemecahan masalah
pembelajaran.
Yang kedua, teknologi pembelajaran adalah pengembangan, penerapan dan
penilaian sistem sistem, teknik dan alat
bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar manusia.
Yang ketiga, teknologi pembelajaran adalah pemikiran yang sistematis
tentang pendidikan, penerapan, metode problem solving dalam
pendidikan, yang dapat dilakukan dengan alat - alat komunikasi modern, juga
tanpa alat - alat itu.
Yang keempat, suatu cara atau suatu metode yang digunakan oleh seorang
pendidik dalam mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan baik
menggunakan alat media atau disebut hardware maupun yang lebih
penting dari itu yaitu software, sehingga dalam mendidik
peserta didik mereka dapat menerima materi yang diberikan oleh pendidik dengan
rasa senang bukan terpaksa.
Yang kelima, teknologi pembelajaran adalah suatu komunikasi yang sangat
pesat yang dimanfaatkan dalam pendidikan, adapun dalam berkomunikasi yang
diutamaka adalah media komunikasi yang berupa alat – alat teknologi atau
disebut hardware. [5]
Dari beberapa definisi di atas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa terknologi pembelajaran adalah suatu cara atau metode yang sistematis dalam
melaksanakan, penerapan, penilaian
memperbaiki dan peningkatan sistem proses belajar mengajar yang diharapkan
nantinya peserta didik dapat menerima materi pendidikan dengan lebih baik,
dengan rasa senang dan tanpa ada paksaan.
Teknologi pembelajaran merupakan bagian dari teknologi
pendidikan. Hal ini didasarkan pada konsep bahwa pengajaran adalah bagian dari
pendidikan. Teknologi pengajaran merupakan satu himpunan dari proses
terintegrasi yang melibatkan manusia, prosedur, gagasan, peralatan dan
organisasi serta pengelolaan cara – cara pemecahan masalah pendidikan yang
terdapat di dalam situasi belajar yang memiliki tujuan dan disengaja.
E.
Fungsi dan manfaat Teknologi
Pendidikan dan Pembelajaran
Fungsi
teknologi pendidikan memfasilitasi kegiatan belajar melalui
pendekatan-pendekatan atau cara-cara tertentu. Dengan demikian teknologi pendidikan dapat menjadikan orang
bertambah mudah dan cepat dalam kegiatan belajar. Dengan cara yang mudah ini
berarti akan meningkatkan nilai tambah seseorang sebagai sumber daya manusia,
mengatasi masalah belajar baik individu ataupun kelompok, dan juga akan
meningkatkan kinerja.
Berikut
ini adalah beberapa fungsi dari teknologi pembelajaran sebagai berikut:
1.
Sebagai sarana bahan ajar yang ilmiah dan obyektif.
2.
Sebagai
sarana untuk memotifasi peserta didik yang semangat belajarnya rendah.
3.
Sebagai
sarana untuk membantu peserta didik mempresentasikan apa yang mereka ketahui
4.
Sebagai
sarana untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran.
5.
Sebagai
sarana mempermudah penyampaian materi.
6.
Sebagai
sarana untuk mempermudah desain pembelajaran.
7.
Sebagai
media pendukung pelajaran dengan mudah
8.
Sebagai
sarana pendukung terlaksananya program pembelajaran yang sistematis
9.
Sebagai
sarana meningkatkan keberhasilan pembelajaran. [6]
Mengenai
manfaat teknologi pembelajaran sangatlah banyak dan hal ini tergantung dari
siapa yang memanfaatkannya. Berikut adalah beberapa manfaat dari teknologi
pembelajaran bagi pendidik dan peserta
didik:
Ø Manfaat bagi pendidik
1.
Pendidik
dapat lebih memudahkan tercapainya tujuan pendidikan.
2.
Pendidik
dapat mempermudah desain pembelajaran.
3.
Pendidik
dapat menunjang metode pembelajaran.
4.
Pendidik
dapat lebih meningkatkan efektifitas Pembelajaran.
5.
Pendidik
lebih mudah menyampaikan materi pembelajaran.
6.
Pendidik
dapat mengefisiensikan waktu.
7.
Dapat
menjadi daya dukung pengajaran seorang pendidik.
Ø Manfaat bagi peserta didik
1.
Peserta
didik dapat lebih cepat menyerap materi pelajaran yang oleh
pendidik.
2.
Peserta
didik menerima materi pembelajaran dengan senang.
3.
Peserta
didik dapat mempresentasikan apa yang mereka ketahui.
4.
Peserta
didik tidak bosan dengan cara penyampaian materi
pembelajaran secara verbal.
5.
Peserta
didik lebih bisa berekspresi dalam proses pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teknologi pendidikan adalah proses yang kompleks dan terpadu
dalam pemecahan masalah yang menyangkut semau aspek belajar manusia. Teknologi
pendidikan sebagai alat bantu dalam pendidikan agar
berhasil guna efektif dan efesien. Dalam penggunaan teknologi
pendidikan, teknologi di bagi menjadi dua macam ada yang dikatan teknologi non
elektronik, yaitu teknologi manual atau non modren, seperi buku, koran majalah,
buletin dan poster-poster pendidikan. Sedangkan teknologi elektronik adalah
media pembelajaran yang sudah modren dengan menggunakan peralatan elektronik
seperti komputer, laptop, infokus multi media dan sejenis alat-alat pemebelajaran yang lainnya.
Sedangkan teknologi pembelajaran yaitu suatu cara yang sistematis dalam melaksanakan,
penerapan, penilaian dan memperbaiki dalam
peningkatan sistem proses belajar mengajar yang diharapkan nantinya peserta
didik dapat menerima materi pendidikan dengan lebih baik, dengan rasa senang
dan tanpa ada paksaan. Saran-saran
Demikianlah pemaparan makalah ini diharapkan dapat
menambah wawasan bagi mahasiswa, serta menambah ketrampilan bagi penulis. Semoga
bisa bermanfaat
bagi kita semua teman-teman.Penulis mengakui bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu penyusun meminta saran
yang sifatnya membangun.
Rabu, 23 Oktober 2013
Clotehan hati
Jumat, 23 Oktober 2013
Golongan Manusia.
Dalam sebuh kitab al ghazali mengatakn bahwa manusia itu tergolong
dalam empat golongan dalam pandangan Allah Swt. Dintaranya adalah:
1.
Manusia
yang beruntung di dunia dan beruntung di akhirat.
Golongan manusia ini adalah manusia yang beruntung di kala ia hidup
didunia artinya manusia yang banyak mendapatkan keuntungan dari Allah swt, ia
sebagai mananusia yang pandai,memmiliki pengetahuan yang luas, memiliki
kekayaan yang luas, memiliki pangkat dan jabatan yang hebat, tetapi ilmu yang tinggi kekayaan
yang melimpah tidak menjadikan dirinya sebagai orang yang sombong, orang yang
angkuh, bahkan ilmu yang dia miliki menjadikan ia rendah diri, berkahlak mulia,
ramah terhadap sesama manusia, banyak beribadah kepada Allah, gemar beramal
saleh, sehingga menjadikan hidupnya beruntung.dengan pengabdian ilmu yang
dimilikinya itu membawa ia kehadapan Allah menjadi manusia yang baik pula,
sudah barang tentu, kalau dimasa didunia ia baik, tentunya di hadapan Allah sudah
menjadi baik pula.
2.
Golongan
manusia yang kedua adalah manusia yang beruntung di dunia celaka di akhirat.
Golongan manusia seperti ini hanya hebat ia didunia tetapi tidak
beruntung diakhirat. Sebab manusia seperti ini ketika hidup didunia kurang
bersyukur kepada Allah. Manusia seperti ini tidak kalah hebatnya dengan manusia
pada kelompok pertama, manusia jenis ini juga sama memiliki pengetahuan yang
luas, semua ilmu dia kuasa, semua harta juga dia miliki, hebat dalam jabatan,
hebat dalam pandangan masyarakat, namun kehebatan dan kejayaannya itu hanya di
dunia. Ia lupa akan sang pencipta, ia tidak menyadari apa arti hidup dan
kehidupan ini, kalau sudah bekerja ia lalai terhadap kewajiban kepada Allah, ia
tinggalkan shalat, ia tinggalkan sadakah, ia hanya mementingkan kehidupan dunia
semata, yang pada akhirnya ia tidak beruntung di hadapan Allah, yang apabila
dimintai pertanggung jawaban masalah kehidupannya ia tidak dapat mempertanggung
jawabkannya. Inilah kerugian manusia yang hanya cinta duni sedit bersyukur
kepada Allah.
3.
Golongan
manusia yang ketiga adalah manusia yang sederhada di dunia beruntung di
akhirat. Jenis manusia semacam ini tidak
begitu menang dalam dunia, ia hidupnya dalam kesederhanaan, ia punya ilmu dengan
keilmuannya itu ia bias mengimplementasikan dalam kehidupannya, debgan ilmunya
itu ia pandai untuk bersyukur, dengan kekayaannya ia banyak bersedekah, dengan
hartanya itu ia manfaatkan untuk kemaslahatan umaat, ia pandai dalam bersyukur,
gemar dalam beribadah dan menjadikan hidup ini sebagai suatu perjalanan yang
pada akhirnya akan mengalami suatu kepunahan seperti yang tercantum dalam
firman Allah “setiap yang bernyawa pasti akan mengalami kematian “ maka manusia
ketika hidup di dunia ini tidak ada yang di bangga-banggakan semuanya akan
mengalami kepunahan (kematian). Maka manusia yang memiliki sifat dan perilaku
yang demikian ia tidak hebat di dunia tetapi ia beruntung di akhirat.
4.
Golongan
manusia yang terakhir adalah celaka di dunia dan celaka di akhirat. Golongan
manusia seperti celaka di dunia dia tidak kaya, ia tidak banyak harta, tidak
punya jabatan, tidak punya kuasa, walauapun ia punya itu semua, tetapi ia
peroleh bukan atas kehendak dan ridho dari Allah, maka kelompok manusia ini
tidak lah beruntung, sebab dalam hidupnya di dunia ia sudah celaka, sudah
kurang beruntung, kekurangan keberuntungannya ini di karenakan oleh
kesalahannya sendiri, sebab Allah mencitakan atau menurunkan hambanya keatas
dunia ini tentunya sudah ada perhitungan artiny sama dengan makhluk-makhluk
ciptaan yang laianya atau seperti manusia yang lainnya. Sebagaimana Allah telah
menjelaskan dalam Al Quran 2:286. Allah tidak akan membebani seseorang
melainkan sesuai dengan kesanggupanya. Dia mendapatkan pahala dari apa yang ia
buat kebajikan, dan ia mendapat siksa dari perbuatan kejahatan yang ia kerjakan.
Maka apabila kita ingkar akan perintah Allah maka manusia tersebut mendapatkan
siksa sesuai dengan perbuatan yang ia kerjakan dikala ia masih hidup. Jadi
kalau di dunia ia ingkar kepada sang penciptanya berarti dalam kehidupan
akhiratnya juga mengalami hal yang sama yaitu sengsara,
Celakanya manusia ini disebabkan kurangnya bersyukur kepada Allah,
tidak menyadari asal usulnya darimana, manusia lebih mendengarkan rayuan dan
bujukan syetan ketimbang memikirkan dari apa dia diciptakan, untuk apa ia
hidup, dan kemana setelah hidup. Ini perlu di renungi dan di jadikan bahan
pertimbangan dalam kehidupan manusia. Karena manusia hidup tidak lama, kejayaan
manusia itu hannya sampai umur lima puluh tahun, setelah itu manusia tidak
punya kekuatan apa-apa. Hidup ini ibarat seperti manusia mengarungi lautan.
Langganan:
Postingan (Atom)