Senin, 18 Agustus 2014

ASPEK-ASPEK SUPERVISI AKADEMIK DALAM KETRAMPILAN MENGAJAR

BAB I PENDAHULUAN Pendidik merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral, pertama, dan utama. Figur yang satu ini akan senantiasa menjadi sorotan strategis ketika berbicara masalah pendidikan, karena guru selalu terkait dengan komponen manapun dalam sistem pendidikan. Dalam Islam, guru (pendidik) juga merupakan figur yang sangat penting, begitu pentingnya seorang pendidik sehingga menempatkan kedudukan pendidik setingkat di bawah kedudukan nabi dan rasul. Maka dalam pendidikan Islam, pendidik adalah komponen yang sangat penting dalam sistem kependidikan, karena ia yang mengantarkan peserta didik pada tujuan yang telah ditentukan, bersama komponen yang lain terkait dan lebih bersifat komprehensif. Peranan pendidik dalam menunjang keberhasilan pendidikan sangat penting. Karena itu, upaya apapun untuk meningkatkan mutu pendidikan harus bersentuhan dengan sumber daya guru (pendidik). Namun demikian guru tidak dapat berjalan dengan sendirinya tanpa ada keikut serta dari beberapa lingkungan masyarak, pemerintah serta lembaga terkait lainnya. Dalam perjalan proses belajar mengajar di sekolah tentunya guru memiliki kendala-kendala, masalah-masalah yang perlu di selesaikan dengan, melibatkan pihak lain terutama dengan guru senior, kepala sekolah dan supervisor, sehingga untuk meningkatkan kemajuan pendidikan tersebut pemerintah mengadakan supervisi. Seperti yang di ungkapkan oleh beberapa tokoh pendidikan, bahwa Pelaksanaan Supervisi terhadap guru di sekolah memiliki maksud-maksud tertentu yang ingin dicapai. Maksud tersebut tentunya berkaitan dengan tujuan pendidikan di sekolah. Sebab supervisi pada dasarnya dilaksanakan dalam rangka membantu pihak sekolah (guru-guru) agar dapat melaksanakan tugasnya secara lebih baik dan berkualitas, sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai secara optimal. Dari tujuan tersebut, maka pelaksanaan supervisi tidak hanya sekedar membantu guru, tetapi supervisor harus mampu serta memiliki kompetensi dasar dari sebuah kegiatan tersebut, maka seperti dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasioanl no 12 tahun 2007 tentang kompetensi pengawas terdiri atas enam kompetensi terjabarkan menjadi 36 kompetensi dasar pengawas. Dari sinilah arah serta acuan yang harus dibimbing dan diberikan pemahaman terhadap pembinaan guru dalam bidang supervisi pembelajaran di sekolah. BAB II ASPEK-ASPEK SUPERVISI AKADEMIK DALAM KETRAMPILAN MENGAJAR A. Pengertian supervisi Sebelum menjelaskan aspek-aspek dari supervisi akademik dalam ketrampilan mengajar, yang dilakukan oleh seorang supervisor, alangkah baiknya penulis sedikit jelaskan tentang pengertian supervisi. Supervisi adalah membantu memberikan bimbingan kepada tenaga pedidik dan tenaga kependidikan untuk mencapai tujuan sekolah yang di inginkan secara efektif dan efesien. Tujuan Supervisi. Sebagaimana disebutkan bahwa tujuan supervisi pendidikan adalah “memberikan perkembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik.” Sedangkan Arikunto dan Yuliana mengemukakan bahwa tujuan supervisi pendidikan adalah “mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik melalui pembinaan dan peningkatan profesi belajar”. Supervisi pendidikan pada dasarnya adalah untuk meningkatkan kualitas dan kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya. Apabila kualitas guru dalam melaksanakan tugasnya yaitu melakukan pembelajaran dapat ditingkatkan, maka diharapkan hasil belajar yang dicapai oleh siswa juga meningkat. Secara tidak langsung supervisi pendidikan bertujuan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dalam rangka memajukan dan meningkatkan proses dan hasil belajar mengajar. Pendapat ini senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Oliva, sebagaimana yang dikutip oleh Sahertian, bahwa sasaran supervisi pendidikan adalah: (1).Mengembangkan kurikulum yang sedang dilaksanakan di sekolah.(2) Meningkatkan proses belajar mengajar di sekolah. (3) Mengembangkan seluruh staf di sekolah. Hal tersebut berarti orientasi supervisi pendidikan sebenarnya adalah peningkatan mutu dan kualitas pendidikan melalui peningkatan profesionalisme pendidik. Tujuan supervisi pendidikan haruslah positif dan konstruktif juga sesuai dengan landasan pendidikan , yaitu memperbaiki sistem yang ada, mengurangi pemborosan dana, waktu, material dan finansial juga tenaga di lembaga pendidikan , menegakkan prosedur, program, peraturan, standart sehingga dapat mencapai efisiensi lembaga, output pendidikan yang tinggi,berakhak mulia, menjadi manusia kamil dengan niat ibadah dan berakhir dengan khusnul khotimah. Dengan memahami beberapa tujuan supervisi pendidikan tersebut diatas, bahwa tujuan utamanya adalah membuat suatu perubahan dalam dunia pendidikan, perubahan mulai dari kepala sekolah, guru, staf pengajaran, maupun siswa itu sendiri siswa. Inilah tujuan utamanya dari pelaksanaan supervisi. Melalui supervisi akademik diharapkan kualitas akdemik yang dilakukan oleh guru semakin meningkat. Pengembangan kemampuan dalam konteks ini jangan diartikan sempit, semata-mata ditekamkan pada peningkatan pengetahuan dan ketrampilan mengajar guru, melainkan juga pada peningkatan kemuan, motivasi, peningkatan kenerja guru serta menjadikan peserta didik akan lebih baik dan berkualitas. Supervisi akademik dilaksanakan dilaksanakan untuk mengembangkan profesionalnya guru dalam mengembangkan pembelajaran, baik dari segi akademik, kehidupan dalam ruangan kelas, mengembangkan ketrampilan mengajar dan menggunakan teknik-teknik tertentu. Mendorong guru agar dia memiliki perhatian yang sungguh-sungguh terhadap tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pendidik. B. Aspek-Aspek Supervisi Pendidikan. Setelah memahami tentang definisi supervisi pendidikan dan tujuan supervisi, tentu yang menjadi pertanyaan berikutnya adalah mengenai objek atau aspek supervisi pendidikan. Sri Banun mengemukakan, yang dikutip dari Depdikmas 1994 bahwa ada dua aspek yang perlu mendapat perhatian, (1) pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar, dan (2) hal-hal yang menunjang terhadap pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar. Pengelolaan madrasah atau sekolah, ketatalaksanaan madrasah atau sekolah (administrasi), pelaksanaan bimbingan, kebersihan dan keindahan, ketertiban, pelaksanaan ekstra kurikuler dan sebagainya. Aspek pertama nampaknya lebih tertuju kepada guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, sedangkan aspek kedua lebih tertuju pada manajemen sekolah/madrasah dan fungsi kepala sekolah/madrasah sebagai manajer pada lembaga pendidikan tersebut. Menuru Nasir B. Kotten Aspek pembinaan guru yang perlu ditingkatkan antara lain meliputi ketrampilan-ketrampilan dalam : 1. Merencanakan kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. 2. Mengelola kegiatan pembelajaran yang lebih bervariasi dan menarik. 3. Menilai kemajuan siswa, memberikan umpan balik yang bermakna, membuat dan menggunakan media pembelajaran. 4. Memanfaatkan lingkungan sebagai media sumber pembelajaran 5. Membimbing dan melayani siswa yang mengalami kesulitan belajar terutama yang prestasi belajarnya rendah. 6. Mengelola kelas sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif. 7. Menyusun dan mengelola catatan kemajuan belajar siswa. Sesuai dengan pendapat tokoh tersebut di atas, bahwa aspek dari supervisi yang berkaitan tentang pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang langsung masuk kedalam kompetensi supervisi akademik. Kompetensi supervisi akademik adalah kemampuan pengawas sekolah dalam melaksanakan pengawasan akade¬mik yakni menilai dan membina guru dalam rangka memper¬tinggi kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakannya agar berdampak terhadap kualitas hasil belajar siswa. Kompetensi supervisi akademik intinya adalah membina guru dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran. Oleh sebab itu sasaran supervisi akademik adalah guru dalam pro¬ses belajar mengajar (pembelajaran). Materi pokok dalam proses pembelajaran adalah (penyusunan silabus dan RPP, pemilihan strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaan media dan teknologi informasi dalam pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran serta penelitian tindakan kelas). Berikut adalah kompetensi inti dari dimensi kompe¬tensi supervisi akademik. (1) menguasai konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik dan kecenderungan perkembangan tiap mata pelajaran (2) membimbing guru dalam menyusun silabus mata pelajaran berdasarkan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar serta prinsip-prinsip pengem-bangan KTSP (3) membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/metode/teknik pembelajaran/’bimbingan setiap mata pelajaran membimbing guru dalam menyusun rencana pelaksa¬naan pembelajaran tiap mata pelajaran (4) membimbing guru dalam menyususn rencana pelaksanaan pembelajaran tiap mata pelajaran. (6) membimbing guru dalam melaksanakan pembelajaran di laboratorium dan di lapangan (7) membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan media serta fasilitas pembelajaran/bimbingan (8) membimbing guru dalam memanfaatkan teknologi informasi untuk pembelajaran/bimbingan. BAB III PENUTUP Kesimpulan. Dalam suatu kegiatan pembelajaran guru merupakan ujung tombak dari suatu kegiatan tersebut, siswa sebagai efek dari bimbingan untuk mengembangkan diri setelah mendapatkan pembelajaran dari para guru. Hal ini terjadi di setiap kegiatan pelaksaanaan proses belajar mengajar. Namun demikian manusi memiliki sutu kelemahan dan kejenuhan serta keterbatasan dari ilmu pengetahuan, pengalaman kurangnya informasi, kurangnya membaca dan lain sebagainy. Maka disini perlu adanya suatu pencerahan atau bimbingan yang diberikan oleh supervisor. Adanya pelaksanaan supervisi pendidikan hendaknya pendidkan akan semakin baik harapan dari penulis pelaksanaan supervisi memberikan perubahan terhadap kemajuan pendidikan di tanah air pada umumnya dan menjadi kemajuan bagi daerah semoga pendidkan di Aceh kedepan semakin baik dan maju.demikianlah atas perhatian dan harapan Atas kritik dan saran kami selaku penulis sangat kami harapkan . terimakasih. Daftar pustaka Soetopo, Hendyat, Wasty Soemanto, Kepemimpinan dan Supevisi Pendidikan, Jakarta: Bina Aksara, 1984 Arikunto, Suharsimi, Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media, 2008. Burhanuddin, “Konsep Dasar Supervisi Pendidikan”, dalam Burhanuddin et.al, Supervisi Pendidikan dan Pengajaran: Konsep, Pendekatan, dan Penerapan Pembinaan Profesional, Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang, 2007 Mufidah, Luk-luk Nur, Diktat Supervisi Pendidikan, Tulungagung: Diktat Tidak Diterbitkan, 2005 Piet A Sahertian, Konsep dasar dan teknik supervise pendidikan, Renika cipta, Jakarta, 2008. Natsir B. Kotten, Supervisi pendidikan dan pengajaran, Nusa Indah,Flores NTT, 2011.

Kamis, 23 Januari 2014

Teknologi Pendidikan & Teknologi Pembelajaran

BAB I

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa, apalagi bagi bangsa yang sedang berkembang, yang giat membangun negaranya. Pembangunan hanya dapat dilakukan oleh manusia yang dipersiapkan untuk itu melalui pendidikan. Dalam zaman kemajuan ilmu pengetahuan ini para ahli berusaha untuk meningkatkan mengajar itu menjadi suatu ilmu atau science. Dengan metode mengajar yang ilmiah diharapkan, proses belajar mengajar itu lebih terjamin keberhasilannya. Inilah yang sedang diusahakan oleh teknologi pendidikan. Teknologi pendidikan memberi pendekatan yang sistematis dan kritis tentang proses belajar mengajar. Teknologi pendidikan memandangnya sebagai suatu masalah yang harus dihadapi secara rasional dengan menerapkan metode pemecahan masalah. Penerapan Teknologi di lembaga pendidikan merupakan jawaban persoalan yang sekarang ini dialami oleh dunia pendidikan kita. Sebagai salah satu bagian dari sistem yang ada, teknologi pendidikan sebenarnya adalah suatu cara atau teknis bagaimana agar anak didik secara maksimal mampu menyerap ilmu pengetahuan yang disampaikan oleh guru-gurunya atau anak dengan cara belajar dari proses alam sekitarnya.



BAB II
TEKNOLOGI  PENDIDIKAN DAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
A.    Pengertian teknologi pendidikan
Teknologi pendidikan bisa dipandang sebagai suatu produk dan proses . Sebagai suatu produk, teknologi pendidikan mudah dipahami karena sifatnya lebih kongkrit dikaitkan dengan komputer dan lain-lain alat media yang digunakan dalam pengajaran. seperti radio, televisi, proyektor, OHP, dan sebagainya. Pengertian teknologi pendidikan dalam arti yang sempit adalah merupakan media pendidikan, yaitu hasil teknologi sebagai alat bantu dalam pendidikan agar berhasil guna efektif dan efesien. [1]  Dalam hal ini teknologi pendidikan bisa dipahami sebagai suatu proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan untuk mengatasi permasalahan, melaksanakan, menilai, dan mengelola pemecahan masalah tersebut yang menyangkut semua aspek belajar manusia. Sejalan dengan hal tersebut, maka lahirlah teknologi pendidikan dari adanya permasalahan dalam pendidikan. [2]
Permasalahan pendidikan yang mencuat saat ini, meliputi pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan, peningkatan mutu atau kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan. Permasalahan serius yang masih dirasakan oleh pendidikan mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi adalah masalah kualitas, tentu saja ini dapat dipecahkan melalui pendekatan teknologi pendidikan.
B.     Prinsip –prinsip teknologi pendidikan
Ada tiga prinsip dasar dalam teknologi pendidikan sebagai acuan dalam pengembangan dan pemanfaatannya, yaitu pendekatan sistem, berorientasi pada siswa, dan pemanfaatan pada sumber belajar.
1.      Prinsip pendekatan sistem berarti bahwa penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran perlu didesain atau dirancang dengan menggunakan pendekatan sistem. Dalam merancang pembelajaran diperlukan langkah-langkah prosedural meliputi: identifikasi masalah, analisis keadaan, identifikasi tujuan, pengelolaan pembelajaran, penetapan metode, penetapan media, dan evaluasi pembelajaran.
2.       Prinsip berorientasi pada siswa berarti bahwa dalam pembelajaran hendaknya memusatkan perhatiannya pada peserta didik dengan memperhatikan karakteristik, minat, potensi dari siswa.
3.       Prinsip pemanfaatan sumber belajar berarti dalam pembelajaran, siswa hendaknya dapat memanfa-atkan sumber belajar untuk mengakses pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkannya. Satu hal lagi bahwa teknologi pendidikan adalah satu bidang yang menekankan pada aspek belajar siswa. [3]



C.     Macam-macam Teknologi
       Teknologi pendidikan merupakan alat-alat teknologi sebagi alat bantu guru dalam mengajar. Alat-alat teknologi tersebut dapat dikelompokan menjadi dua macam, yaitu :
v  Teknologi Non Elektronik (Tradisional)
       Teknologi non elektronik merupakan alat teknologi yang di ciptakan sebagai alat bantu dalam pendidikan, sebagai sarana untuk mengali pengetahuan, sebagai sarana pendidikan dengan cara non elektronik atau secara manual (tradisional). Seperi gambar poster, lukisan, buku cetak, hasil kerja siswa yang berbentuk gambar, rumus-rumus, globe,koran, majalah, buletin, gunting pisau, pinsil polpen spidol. Ini semua merupakan teknologi non elektronik yang dapat dijadikan sebagai alat bantu untuk mempermudah dalam memberikan contoh-contoh dalam proses pendidikan berlangsung.
v  Teknologi Elektronik ( Modren)
       Seiring dengan perjalanan waktu-kewaktu, semakin berkembangnya pengetahuan dan teknologi dalam pendidikan, secara bertahap teknologi non elektronik mulai ditinggalkan untuk beralih kedunia teknologi elektronik (modren). Ini tidak bisa dipungkiri, senada dengan kemajuan teknologi yang masuk kedalam dunia pendidikan. Dengan kehadiran teknologi elektronik pendidikan akan semakin maju, semakin cepat berkembang, semakin mkudah untuk mendapatkan berbagai informasi dan pengetahuan yang di hasilkan oleh teknologi elektronik tersebut. Adapu jenis-jenis teknologi elektronik tersebut adalah komputer/ laptop, infokus, slide, camera, media intraktif, televisi, handpone. Ini semua merupaka alat-alat pembelajaran berbentuk elektronik modren, dengan kedatangan teknologi yang canggih ini media pembelajaran semakin mudah, guru tidak begitu sulit dalam memberikan pemahaman kepada para siswa, misalnya guru ingin menceritakan tentang pelksanaan fardhu kifayah, guru hanya cukup menyusun, atau menyiabkan bahan yang ada pada media elektronik, kemudian kita simpan dilapto lalu dalam proses pembelajaran langsung bisa ditampilkan. Ini bukti kecanggihan dari teknologi elektronik yang sedang berkembang di dunia pendidikan masa kini. 

D.    Teknologi  pembelajaran
Teknologi pembelajaran merupakan usaha sistematis dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi keseluruhan proses belajar untuk suatu tujuan pembelajaran khusus, serta didasarkan pada penelitian tentang proses belajar dan komunikasi  pada manusia yang menggunakan kombinasi sumber manusia dan non-manusia agar belajar dapat berlangsung efektif. [4]
Dalam mendefinisikan teknologi pembelajaran ada beberapa pendapat diantaranya adalah:
Yang pertama, teknologi pembelajaran adalah penerapan secara sistematik strategi dan teknik yang diambil dari konsep ilmu perilaku dan ilmu yang bersifat fisik, serta pengetahuan lain untuk keperluan pemecahan masalah pembelajaran.
Yang kedua, teknologi pembelajaran adalah pengembangan, penerapan dan penilaian sistem  sistem, teknik dan alat bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar manusia.
Yang ketiga, teknologi pembelajaran adalah pemikiran yang sistematis tentang pendidikan, penerapan, metode problem solving dalam pendidikan, yang dapat dilakukan dengan alat - alat komunikasi modern, juga tanpa alat - alat itu.
Yang keempat, suatu cara atau suatu metode yang digunakan oleh seorang pendidik dalam mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan baik menggunakan alat media atau disebut hardware maupun yang lebih penting dari itu yaitu software, sehingga dalam mendidik peserta didik mereka dapat menerima materi yang diberikan oleh pendidik dengan rasa senang bukan terpaksa.
Yang kelima, teknologi pembelajaran adalah suatu komunikasi yang sangat pesat yang dimanfaatkan dalam pendidikan, adapun dalam berkomunikasi yang diutamaka adalah media komunikasi yang berupa alat – alat teknologi atau disebut hardware. [5]
Dari beberapa definisi di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terknologi pembelajaran adalah suatu cara atau metode yang sistematis dalam melaksanakan, penerapan,  penilaian memperbaiki dan peningkatan sistem proses belajar mengajar yang diharapkan nantinya peserta didik dapat menerima materi pendidikan dengan lebih baik, dengan rasa senang dan tanpa ada paksaan.
Teknologi pembelajaran merupakan bagian dari teknologi pendidikan. Hal ini didasarkan pada konsep bahwa pengajaran adalah bagian dari pendidikan. Teknologi pengajaran merupakan satu himpunan dari proses terintegrasi yang melibatkan manusia, prosedur, gagasan, peralatan dan organisasi serta pengelolaan cara – cara pemecahan masalah pendidikan yang terdapat di dalam situasi belajar yang memiliki tujuan dan disengaja.

E.           Fungsi  dan manfaat Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran

Fungsi teknologi pendidikan memfasilitasi kegiatan belajar melalui pendekatan-pendekatan atau cara-cara tertentu. Dengan demikian  teknologi pendidikan dapat menjadikan orang bertambah mudah dan cepat dalam kegiatan belajar. Dengan cara yang mudah ini berarti akan meningkatkan nilai tambah seseorang sebagai sumber daya manusia, mengatasi masalah belajar baik individu ataupun kelompok, dan juga akan meningkatkan kinerja.
Berikut ini adalah beberapa fungsi dari teknologi pembelajaran  sebagai berikut:
1.      Sebagai sarana bahan ajar yang ilmiah dan obyektif.
2.      Sebagai sarana untuk memotifasi peserta didik yang semangat   belajarnya rendah.
3.      Sebagai sarana untuk membantu peserta didik mempresentasikan apa yang mereka ketahui
4.      Sebagai sarana untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran.
5.      Sebagai sarana mempermudah penyampaian materi.
6.      Sebagai sarana untuk mempermudah desain pembelajaran.
7.      Sebagai media pendukung pelajaran dengan mudah
8.      Sebagai sarana pendukung terlaksananya program pembelajaran yang sistematis
9.      Sebagai sarana meningkatkan keberhasilan pembelajaran. [6]
Mengenai manfaat teknologi pembelajaran sangatlah banyak dan hal ini tergantung dari siapa yang memanfaatkannya. Berikut adalah beberapa manfaat dari teknologi pembelajaran  bagi pendidik dan peserta didik:
Ø  Manfaat bagi pendidik
1.                   Pendidik dapat lebih memudahkan tercapainya tujuan pendidikan.
2.                  Pendidik dapat mempermudah desain pembelajaran.
3.                  Pendidik dapat menunjang metode pembelajaran.
4.                  Pendidik dapat lebih meningkatkan efektifitas Pembelajaran.
5.                  Pendidik lebih mudah menyampaikan materi pembelajaran.
6.                  Pendidik dapat mengefisiensikan waktu.
7.                  Dapat menjadi daya dukung pengajaran seorang pendidik.


Ø  Manfaat bagi peserta didik
1.                   Peserta didik dapat lebih cepat menyerap materi pelajaran yang  oleh
             pendidik.
2.                  Peserta didik menerima materi pembelajaran dengan senang.
3.                  Peserta didik dapat mempresentasikan apa yang mereka ketahui.
4.                  Peserta didik tidak bosan dengan cara penyampaian materi
             pembelajaran secara verbal.
5.                  Peserta didik lebih bisa berekspresi dalam proses pembelajaran.




















BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Teknologi pendidikan adalah proses yang kompleks dan terpadu dalam pemecahan masalah yang menyangkut semau aspek belajar manusia. Teknologi pendidikan sebagai alat bantu dalam pendidikan agar berhasil guna efektif dan efesien. Dalam penggunaan teknologi pendidikan, teknologi di bagi menjadi dua macam ada yang dikatan teknologi non elektronik, yaitu teknologi manual atau non modren, seperi buku, koran majalah, buletin dan poster-poster pendidikan. Sedangkan teknologi elektronik adalah media pembelajaran yang sudah modren dengan menggunakan peralatan elektronik seperti komputer, laptop, infokus multi media dan sejenis alat-alat  pemebelajaran yang lainnya.
Sedangkan teknologi pembelajaran yaitu suatu cara  yang sistematis dalam melaksanakan, penerapan,  penilaian dan memperbaiki dalam peningkatan sistem proses belajar mengajar yang diharapkan nantinya peserta didik dapat menerima materi pendidikan dengan lebih baik, dengan rasa senang dan tanpa ada paksaan. Saran-saran
Demikianlah pemaparan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi mahasiswa, serta menambah ketrampilan bagi penulis. Semoga bisa bermanfaat bagi kita semua teman-teman.Penulis  mengakui bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penyusun meminta saran yang sifatnya membangun.



       [1] Fatah Syukur, Teknologi Pendidikan,  Semarang, Rasail, 2005, hal. 3
     [2] Sadiman, Arif,  Media Pendidikan, Jakarta: Rajawali.1993, h.5

[3] Sadiman, Arif,  Media Pendidikan, ha. 8
[4] Dewi Salma Prawiladilaga,mozaik pendidikan, Jakarta, kencana,2004, ha.95
[5] Sudjarwo S. Teknologi Pendidikan.Jakarta,Erlangga,1984, ha 15

Rabu, 23 Oktober 2013

Clotehan hati


Jumat, 23 Oktober 2013
                                                                   Golongan Manusia.

Dalam sebuh kitab al ghazali mengatakn bahwa manusia itu tergolong dalam empat golongan dalam pandangan Allah Swt. Dintaranya adalah:
1.      Manusia yang beruntung di dunia dan beruntung di akhirat.
Golongan manusia ini adalah manusia yang beruntung di kala ia hidup didunia artinya manusia yang banyak mendapatkan keuntungan dari Allah swt, ia sebagai mananusia yang pandai,memmiliki pengetahuan yang luas, memiliki kekayaan yang luas, memiliki pangkat dan jabatan  yang hebat, tetapi ilmu yang tinggi kekayaan yang melimpah tidak menjadikan dirinya sebagai orang yang sombong, orang yang angkuh, bahkan ilmu yang dia miliki menjadikan ia rendah diri, berkahlak mulia, ramah terhadap sesama manusia, banyak beribadah kepada Allah, gemar beramal saleh, sehingga menjadikan hidupnya beruntung.dengan pengabdian ilmu yang dimilikinya itu membawa ia kehadapan Allah menjadi manusia yang baik pula, sudah barang tentu, kalau dimasa didunia ia baik, tentunya di hadapan Allah sudah menjadi baik pula.
2.      Golongan manusia yang kedua adalah manusia yang beruntung di dunia celaka di akhirat.
Golongan manusia seperti ini hanya hebat ia didunia tetapi tidak beruntung diakhirat. Sebab manusia seperti ini ketika hidup didunia kurang bersyukur kepada Allah. Manusia seperti ini tidak kalah hebatnya dengan manusia pada kelompok pertama, manusia jenis ini juga sama memiliki pengetahuan yang luas, semua ilmu dia kuasa, semua harta juga dia miliki, hebat dalam jabatan, hebat dalam pandangan masyarakat, namun kehebatan dan kejayaannya itu hanya di dunia. Ia lupa akan sang pencipta, ia tidak menyadari apa arti hidup dan kehidupan ini, kalau sudah bekerja ia lalai terhadap kewajiban kepada Allah, ia tinggalkan shalat, ia tinggalkan sadakah, ia hanya mementingkan kehidupan dunia semata, yang pada akhirnya ia tidak beruntung di hadapan Allah, yang apabila dimintai pertanggung jawaban masalah kehidupannya ia tidak dapat mempertanggung jawabkannya. Inilah kerugian manusia yang hanya cinta duni sedit bersyukur kepada Allah.
3.      Golongan manusia yang ketiga adalah manusia yang sederhada di dunia beruntung di akhirat. Jenis manusia semacam ini  tidak begitu menang dalam dunia, ia hidupnya dalam kesederhanaan, ia punya ilmu dengan keilmuannya itu ia bias mengimplementasikan dalam kehidupannya, debgan ilmunya itu ia pandai untuk bersyukur, dengan kekayaannya ia banyak bersedekah, dengan hartanya itu ia manfaatkan untuk kemaslahatan umaat, ia pandai dalam bersyukur, gemar dalam beribadah dan menjadikan hidup ini sebagai suatu perjalanan yang pada akhirnya akan mengalami suatu kepunahan seperti yang tercantum dalam firman Allah “setiap yang bernyawa pasti akan mengalami kematian “ maka manusia ketika hidup di dunia ini tidak ada yang di bangga-banggakan semuanya akan mengalami kepunahan (kematian). Maka manusia yang memiliki sifat dan perilaku yang demikian ia tidak hebat di dunia tetapi ia beruntung di akhirat.

4.      Golongan manusia yang terakhir adalah celaka di dunia dan celaka di akhirat. Golongan manusia seperti celaka di dunia dia tidak kaya, ia tidak banyak harta, tidak punya jabatan, tidak punya kuasa, walauapun ia punya itu semua, tetapi ia peroleh bukan atas kehendak dan ridho dari Allah, maka kelompok manusia ini tidak lah beruntung, sebab dalam hidupnya di dunia ia sudah celaka, sudah kurang beruntung, kekurangan keberuntungannya ini di karenakan oleh kesalahannya sendiri, sebab Allah mencitakan atau menurunkan hambanya keatas dunia ini tentunya sudah ada perhitungan artiny sama dengan makhluk-makhluk ciptaan yang laianya atau seperti manusia yang lainnya. Sebagaimana Allah telah menjelaskan dalam Al Quran 2:286. Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupanya. Dia mendapatkan pahala dari apa yang ia buat kebajikan, dan ia mendapat siksa dari perbuatan kejahatan yang ia kerjakan. Maka apabila kita ingkar akan perintah Allah maka manusia tersebut mendapatkan siksa sesuai dengan perbuatan yang ia kerjakan dikala ia masih hidup. Jadi kalau di dunia ia ingkar kepada sang penciptanya berarti dalam kehidupan akhiratnya juga mengalami hal yang sama yaitu sengsara,

Celakanya manusia ini disebabkan kurangnya bersyukur kepada Allah, tidak menyadari asal usulnya darimana, manusia lebih mendengarkan rayuan dan bujukan syetan ketimbang memikirkan dari apa dia diciptakan, untuk apa ia hidup, dan kemana setelah hidup. Ini perlu di renungi dan di jadikan bahan pertimbangan dalam kehidupan manusia. Karena manusia hidup tidak lama, kejayaan manusia itu hannya sampai umur lima puluh tahun, setelah itu manusia tidak punya kekuatan apa-apa. Hidup ini ibarat seperti manusia mengarungi lautan.