Jumat, 23 Oktober 2013
Golongan Manusia.
Dalam sebuh kitab al ghazali mengatakn bahwa manusia itu tergolong
dalam empat golongan dalam pandangan Allah Swt. Dintaranya adalah:
1.
Manusia
yang beruntung di dunia dan beruntung di akhirat.
Golongan manusia ini adalah manusia yang beruntung di kala ia hidup
didunia artinya manusia yang banyak mendapatkan keuntungan dari Allah swt, ia
sebagai mananusia yang pandai,memmiliki pengetahuan yang luas, memiliki
kekayaan yang luas, memiliki pangkat dan jabatan yang hebat, tetapi ilmu yang tinggi kekayaan
yang melimpah tidak menjadikan dirinya sebagai orang yang sombong, orang yang
angkuh, bahkan ilmu yang dia miliki menjadikan ia rendah diri, berkahlak mulia,
ramah terhadap sesama manusia, banyak beribadah kepada Allah, gemar beramal
saleh, sehingga menjadikan hidupnya beruntung.dengan pengabdian ilmu yang
dimilikinya itu membawa ia kehadapan Allah menjadi manusia yang baik pula,
sudah barang tentu, kalau dimasa didunia ia baik, tentunya di hadapan Allah sudah
menjadi baik pula.
2.
Golongan
manusia yang kedua adalah manusia yang beruntung di dunia celaka di akhirat.
Golongan manusia seperti ini hanya hebat ia didunia tetapi tidak
beruntung diakhirat. Sebab manusia seperti ini ketika hidup didunia kurang
bersyukur kepada Allah. Manusia seperti ini tidak kalah hebatnya dengan manusia
pada kelompok pertama, manusia jenis ini juga sama memiliki pengetahuan yang
luas, semua ilmu dia kuasa, semua harta juga dia miliki, hebat dalam jabatan,
hebat dalam pandangan masyarakat, namun kehebatan dan kejayaannya itu hanya di
dunia. Ia lupa akan sang pencipta, ia tidak menyadari apa arti hidup dan
kehidupan ini, kalau sudah bekerja ia lalai terhadap kewajiban kepada Allah, ia
tinggalkan shalat, ia tinggalkan sadakah, ia hanya mementingkan kehidupan dunia
semata, yang pada akhirnya ia tidak beruntung di hadapan Allah, yang apabila
dimintai pertanggung jawaban masalah kehidupannya ia tidak dapat mempertanggung
jawabkannya. Inilah kerugian manusia yang hanya cinta duni sedit bersyukur
kepada Allah.
3.
Golongan
manusia yang ketiga adalah manusia yang sederhada di dunia beruntung di
akhirat. Jenis manusia semacam ini tidak
begitu menang dalam dunia, ia hidupnya dalam kesederhanaan, ia punya ilmu dengan
keilmuannya itu ia bias mengimplementasikan dalam kehidupannya, debgan ilmunya
itu ia pandai untuk bersyukur, dengan kekayaannya ia banyak bersedekah, dengan
hartanya itu ia manfaatkan untuk kemaslahatan umaat, ia pandai dalam bersyukur,
gemar dalam beribadah dan menjadikan hidup ini sebagai suatu perjalanan yang
pada akhirnya akan mengalami suatu kepunahan seperti yang tercantum dalam
firman Allah “setiap yang bernyawa pasti akan mengalami kematian “ maka manusia
ketika hidup di dunia ini tidak ada yang di bangga-banggakan semuanya akan
mengalami kepunahan (kematian). Maka manusia yang memiliki sifat dan perilaku
yang demikian ia tidak hebat di dunia tetapi ia beruntung di akhirat.
4.
Golongan
manusia yang terakhir adalah celaka di dunia dan celaka di akhirat. Golongan
manusia seperti celaka di dunia dia tidak kaya, ia tidak banyak harta, tidak
punya jabatan, tidak punya kuasa, walauapun ia punya itu semua, tetapi ia
peroleh bukan atas kehendak dan ridho dari Allah, maka kelompok manusia ini
tidak lah beruntung, sebab dalam hidupnya di dunia ia sudah celaka, sudah
kurang beruntung, kekurangan keberuntungannya ini di karenakan oleh
kesalahannya sendiri, sebab Allah mencitakan atau menurunkan hambanya keatas
dunia ini tentunya sudah ada perhitungan artiny sama dengan makhluk-makhluk
ciptaan yang laianya atau seperti manusia yang lainnya. Sebagaimana Allah telah
menjelaskan dalam Al Quran 2:286. Allah tidak akan membebani seseorang
melainkan sesuai dengan kesanggupanya. Dia mendapatkan pahala dari apa yang ia
buat kebajikan, dan ia mendapat siksa dari perbuatan kejahatan yang ia kerjakan.
Maka apabila kita ingkar akan perintah Allah maka manusia tersebut mendapatkan
siksa sesuai dengan perbuatan yang ia kerjakan dikala ia masih hidup. Jadi
kalau di dunia ia ingkar kepada sang penciptanya berarti dalam kehidupan
akhiratnya juga mengalami hal yang sama yaitu sengsara,
Celakanya manusia ini disebabkan kurangnya bersyukur kepada Allah,
tidak menyadari asal usulnya darimana, manusia lebih mendengarkan rayuan dan
bujukan syetan ketimbang memikirkan dari apa dia diciptakan, untuk apa ia
hidup, dan kemana setelah hidup. Ini perlu di renungi dan di jadikan bahan
pertimbangan dalam kehidupan manusia. Karena manusia hidup tidak lama, kejayaan
manusia itu hannya sampai umur lima puluh tahun, setelah itu manusia tidak
punya kekuatan apa-apa. Hidup ini ibarat seperti manusia mengarungi lautan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar