TUGAS
MATA KULIAH : PSIKOLOGI KONSELING
KOSENTRASI : SUPERVISI PENDIDIKAN
U N I T/ RUANG : 2 (DUA) / 7 (TUJUH)
DOSEN PENGASUH: Dr. M.
JAMIL YUSUF, M.Pd
1. Konseling sebagai suatu proses, melibatkan perilaku
individu partisipan yang terkaiy yakni, konselor, klien, serta unsur yang
terkait yaitu proses intraksi dalam berbagai situasi, baik internal maupun
eksternal. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang konselor, klien serta
perilaku yang berkaiatan dengan proses konseling.
JAWAB.
v Konselor
Bimbingan Konseling merupakan suatu kegiatan bantuan dan
tuntunan yang diberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya
di dibutuhkan Konselor. Konselor adalah
seorang yang mempunyai keahlian dalam konseling.
Menurut
Hartono dan Boy Soedarmadji dalam buku psikolog konseling : konselor adalah
seorang yang memiliki keahlian dalam bidang pelayanan konseling dan tenaga
profesional. Menurut Jones : konselor adalah kegiatan dimana semua fakta
dikumpulkan dan semua pengalaman siswa difokuskan pada masalah tertentu untuk
diatasi sendiri oleh yang bersangkutan, dimana ia diberi bantuan pribadi dan
langsung dalam pemecahan masalah. Menurut Winkel : konselor sekolah adalah
seorang tenaga profesional yang memperoleh pendidikan khusus diperguruan tinggi
dan mencurahkan seluruh waktunya pada pelayanan Bimbingan dan Konseling.
Kesimpulan dari pengertian konselor
menurut para ahli yaitu :Konselor pendidikan adalah tenaga profesional yang
bertugas dan bertanggung jawab memberikan layanan bimbingan dan konseling
kepada peserta didik di satuan pendidikan. Konselor pendidikan merupakan salah
satu profesi yang termasuk kedalam tenaga kependidikan seperti yang tercantum
dalamUndang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Konselor pendidikan semula disebut sebagai Guru
BimbinganPenyuluhan (Guru BP). Seiring dengan perubahan istilah penyuluhan menjadi
konseling, namanya berubah menjadi Guru
Bimbingan Konseling (Guru BK). Untuk menyesuaikan kedudukannya dengan
guru lain, kemudian disebut pula sebagaiGuru Pembimbing.
v Klien
Dalam kelangsungan
proses bimbingan dan konseling, terdapat berbagai pelayanan yang sengaja
diciptakan dan diselenggarakan. Keuntungan
ataupun jasa yang diperoleh dari adanya suatu pelayanan merupakan hasil dari
fungsi sebuah pelayanan. Suatu pelayanan dikatakan tidak akan berfungsi jika ia
tidak bisa memperlihatkan kegunaan ataupun tidak bisa memberikan manfaat atau
keuntungan tertentu. Dalam pelayanan tersebut orang yang mendapatkan bantuan
dan medapatkan manfaat dari bimbingan tersebut dinamakan klien. Klien adalah
orang yang mempunyai problem atau memiliki sutau permaslahan dalam hidupnya,
dan memohon bantuan kepada konselor untuk membantu menyelesaikan suatu masalah
yang di hadapinya.
v Perilaku yang terkait dengan dalam
proses konseling
Pelayanan bimbingan dan konseling jika
tanpa adanya pemahaman terhadap masalah klien, penanganan terhadap masalah itu
tidak mungkin dilakukan. Pemahaman terhadap masalah klien terutama menyangkut
jenis masalahnya, intensitasnya, sangkut-pautnya, sebab-sebabnya, dan
kemungkinan berkembangnya. Klien amat perlu memahami masalah yang sedang
dialaminya, sebab dengan memahami masalahnya itu ia memiliki dasar bagi upaya
yang akan ditempuhnya untuk mengatasi masalahnya itu. Bagi para siswa yang
perkembangan dan kehidupannya masih amat banyak dipengaruhi oleh orang tua dan
guru, pemahaman masalah juga diperlukan oleh orang tua dan guru siswa yang
bersangkutan. Pemahaman masalah siswa sama gunanya dengan pemahaman tentang
individu pada umumnya oleh orang tua dan guru, yaitu untuk kepentingan
berkenaan dengan perhatian dan pelayanan orang tua terhadap anak, dan
pengajaran oleh guru terhadap konseling adalah kalau yang sering dihadapi oleh
seorang peserta didik diantaranya kurangnya perhatian orang tua terhadap
kebutuhan anak dalam masah pendidikan, masalah yang dihadapi siswa di dalam
kehidupan rumah tangga, karena orang tua berpoligami, masalah siswa dengan
rendahnya nilai ujian di sekolah.
Sementara masalah yang berkaitan antara
supervisor dengan guru adalah guru yang kurang disiplin dalam menjalan tugas, masalah guru
dengan kepala sekolah, karena tertahannya kenaikan pangkatnya. Dan masih banyak
lagi masala- masalah yang dihadapi guru.
2.
Setelah selesai mengikuti Mata
kuliah Psikologi dan Konseling Islam, saudara diharapkan mampu melaksanakan
tugas pkok dan fungsinya sebagai supervisor Pendidikan Islam dalam jalur
pendidikan formal. Dengan berdasarkan pada materi kuliah Psikologi dan Konseling
Islam, maka :
a.
Bagaimana wawasan saudara memahami,
menangani dan menyikapi berbagai problema yang dihadapi guru.
Ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup
merupakan dua hal yang saling melengkapi dan menghiasi pada diri manusia yang masih hidup di,muka bumi ini, kedua hal
tersebut apabila tidak ada pada diri seseorang, maka kehidupan orang
tersebut terasa kurang kompleks apabila
orang tersebut hidup dalam lingkungan
yang sudah maju dan berkembang. Namun sebaliknya, kedua hal tersebut
tidak ada pengaruhnya apabila kita hidup dalam suasana dan lingkungan tidak
maju, misalnya di kampong-kampung atau di pedesaan yang paling dalam, sebab manusia
disana hanya mengandalkan tenaga dalam menghadapi hidup dan kehidupan, asal
mereka sanggup bekerja dan memiliki tenaga yang kuat maka mereka dikatakan
sebagai orang kuat serta memiliki kekayaan yang banyak.
Sungguh berbeda dengan kehidupan
masyarakat modern, mereka harus bersaing dari berbagai bidang kehidupan dan
keahlian, dari bidang ilmu pengetahuan dan pengalaman, sehingga pada lingkungan
masyarakat modern lebih banyak masalah yang harus diselesaikan. Jadi setelah
membaca dan mempelajari ilmu Psikologi dan Konseling Islam, menjadikan saya
bertambah ilmu dan wawasan dapat
mengintropeksi diri sendidri dalam menghadapi problema hidup.
Dalam memahami problema yang
dihadapi guru selama ini adalah : (1)
bahwa guru kurang membaca buku, sehingga wawasan, pengetahuan kurang didapat
dari perkembangan serta kemajuan ilmu yang terjadi saat sekarang ini. (2) guru
tersebut kurang mengadakan sering (diskusi) bertukar pikiran saling memberi dan
menerima dari teman sejawat tentang ilmu, pengalaman yang didapat dan merasa
kurang di peroleh. (3) problema yang dihadapi guru tersebut tidak dijadikan suatu maslah yang
baru dalam hidupnya, sehingga dirinya merasa tidak ada suatu masalah. Namun
masalah tersebut hanya dihadapi dengan biasa-biasa saja, sehingga problema
tersebut selalu terpendam dan tanpa
teratasi.
Dalam
upaya menangani problema guru tersebut, di menggunakan pendekatan
individu, dengan mengadakan komunikasi yang akrab, sikap yang ramah dan penuh perhatian. Dari
sinilah mulai diberikan bimbingan secara bertahap terhadap guru yang memiliki
preblema tersebut. Dalam saya menyikapi
masalah yang dihadapi guru tersebut, hal ini wajar terjadi, sebab manusia
bukanlah makhluk yang kompleks, tetapi makhluk yang memiliki kelebihan dan
kekurangan, makhluk yang memiliki kepandaian dan kebodohan. Namun hal ini dapat
diatasi selagi manusia tersebut mau dan
ingin menyadari kelemahan dan mau memperbaikinya. Disitulah perlunya manusia
sadar didri agar tidak selalu merasa dirinya sempurna dan kompleks, maka sikap
seorang guru harus rendah diri, apa yang kita perbuat menjadi contoh teladan
yang baik, baik pada padangan anak didik maupun baik pada pandangan masyarakat.
b.
Apa prinsip –prinsip Psikologi
Konseling yang dapat diterapkan dalam proses kerja supervise.
Jawaban.
Supervisi
adalah suatu kegiatan yang dilakukanm oleg seorang supervisor dalam memberikan
layanan terhadap klien atau oring yang yang sedang memiliki problema. Untuk
memberikan bantuan agar masalah yang sedang dihadapi dapat teratasi berkat
bantuan supervisor.
Adapun prinsip-prinsip Psikologi
Konseling yang dapat kita terapkan dalam proses pelaksanaan supervise ialah :
-
Menerapkan prinsip dasar
etika dalam menghadapi klien.
Dengan menggunakan etika yang baik dan sopan, sikap yang ramah, maka
pelaksanakan supervisi seharusnya demikian.
-
Menerapakan prinsip-prinsip sikap jujur . sikap jujur dan penuh percaya didiri harus
ada pada kegiatan supervisi, sebab dengan sikap jujur akan tejalin saling
percaya antara seorang supervisor dengan kliennya.
-
Menerapkan prinsip meyakinkan terhadap klien. Bimbingan yang
kita berikan kepada klien harus senuhnya kita yakinkan kepada orang yang sedang
kita beri bantuan, masalah yang sedang
dihadapinya benar-benar kita perhatikan sepenuhnya, kita yakinkan bahwa masalah
yang sedang dihadapi dapat kita selesesaikan dengan bantuan pendekatan diri
kita kepada sang pencipta.
-
Prinsip berupaya tidak berbohong terhadap klien.
-
Prinsip menepati janji terhadap klien.
c.
Bagaimana jalur dan prosedur
mengembangkan pribadi dan profesionalisasi saudara sebagai supervisor secara
berkelanjutan.
Jawaban.
Adapun jalur dan prosedur dalam
mengembangkan diri dalam hal prefesi supervise yang berkelanjutan adalah bahwa
secara undang-undang bahwa supervise merupakan
suatu pekerjaan profesi, jadi dalam pengembangan diri menjadi seorang
supervisor hendaknya memiliki
kompetensi. Adapun kompetensi yang
harus dimiliki oleh seorang supervisor adalah sebagai berikut :
1.
Kompetensi kepribadian
2.
Kompetensi manajerial
3.
Kompetensi akademik
4.
Kompetensi evaluasi
5.
Kompetensi penelitian dan pengembangan
6.
Kompetensi social.
Dari
ke 6 kompetensi tersebut diatas harus dimiliki dan dikuasai oleh seorang
supervisor dalam pengembangan suatu profesi. Tanpa dikuasai kompetensi tersebut
maka seseorang belum dikatakan memiliki kompetensi dan belum dapat
mengembangkan tugas sebagai seorang
supervise.
3. Manakala
matakuliah Psikologi dan Konseling di
tambah namanya menjadi Psikologi dan Konseling Islam, maka saudara diminta untuk menjelaskan :
a. Bagaimana
karakteristik dan identitas matakuliah Psikologi dan konseling Islam
berdasarkan ajaran Islam ?
Jawaban.
Adapun karakteristik dari mata kuliah Psikologi dan Konseling
Islam secara ajaran Islam menurut pandangan saya adalah Psikologi secara umum mempelajari keadaan
kepribadian seseorang, baik mengenai sikapnya, perilakunya, atau keadan
mengenai gejolak yang sedang dihadapi oleh seorang klien. Dengan mempelajari
Psikologi dapat mengetahu tentang gejolak yang sedang dihadapi oleh seorang
klien, yang pada akhirnya seorang konselor dapat memahyaminya dan memberikan
suatu bantuan dalam penyelesaian suatu masalah yang dihadapinya. Jadi karakter dari Psikologi konseling secara ajaran Islam tetap di
pandang sebagai ilmu Psikologi Konseling Islam yang baik. Dan identitas ilmu
tersebut tetap dikatakan sebagai Ilmu
Psikologi Konseling Islam.
b. Adapun
ladasan dari konsep utama konseling berdasarkan ajaran agama Islam adalah landasan utamanya Al Quran
dan hadis Nabi. Menurut pendapat para ahli jiwa, yang mengendalikan
kelakuan dan tindakan seseorang adalah kepribadian. Kepribadian tumbuh dan
terbentuk dari pengalaman-pengalaman yang dilaluinya sejak lahir bahkan sejak
dalam kandungan. Dengan memberikan pengalaman-pengalaman yang baik dan
nilai-nilai moral yang sesuai dengan ajaran agama sejak lahir, semua pengalaman
itu akan menjadi bahan dalam pembinaan kepribadian. Takdir firman berpendapat
bahwa agama terhadap kehidupan manusia memang cukup menarik, khususnya agama
islam. Hal ini tidak terlepas dari tugas para nabi yang membimbing dan
mengarahkan manusia kearah yang baik dan juga para nabi sebagai figur konselor
yang sangat mumpuni dalam memecahkan permasalahan (problem solving) yang
berkaitan dengan jiwa manusia agar manusia keluar dari tipudaya setan, seperti
tertuang dalam ayat 1-3 surat al-‘asr. “demi masa. Sesungguhnya, manusia dalam
kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebaikan serta
saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran.
4.
Supervisor sering
mendapatkan kasus di sekolah, salah satu kasusnya adalah “Guru bermasalah
dengan kepala sekolah hingga berdampak pada usul kenaikan pangkat”
deskripsikanlah dengan menggunakan pendekatan konseling.
Jawaban:
Langkah awal untuk mengetahui dan menyelesaikan
masalah hendaknya diadakan suatu
pendekatan, agar masalah yang sedang dihadapi dapat diketahui. Dalam pendekatan
agar mengetahui masalah tersebut, harus
di ketahui dari kedua belah pihak, dari pihak kepala sekolah dan dari pihak
guru yang memiliki masalah. Dari pihak kepala sekolah diadakannya pendekatan
dan penjajakan masalah yang sedang dihadapi oleh seorang bawahannya. Mengapa
menahan usul kenaikan guru, ini yang harus di cari jabannya. Sementara dari
pihak guru yang bermasalah juga kita selidiki apa penyebab usul pangkat
tertahan.
Untuk mengawali memecahkan masalah yang di hadapi guru
seorang guru yang tertahan usul pangkatnya oleh seorang kepala sekolah adalah
dengan mengadakan pendekatan terlebih dahulu terhadap guru yang bermasalah
tersebut, dengan mewawancari apa penyebab sehingga terjadinya masalah dengan
kepala sekolah. Setelah guru tersebut menceritakan ,masalah yang dirasakan oleh
seorang guru tersebut, maka konselor sudah tahu titik permasalahan yang
dihadapi oleh seorang guru tersebut.
Kemudian konselor mencoba mengadakan pendekatan terhadap kepala sekolah
untuk menggali informasi mengenai keadaan
yang berkaiatan dengan kenaikan pangkat. Menannykan apa-apa saja
persyaratan yang harus dilengkapi dalam kenaikan pangkat seorang guru. Setelah
kepala sekolah menjelaskan dan memaparkan tentang kelengkapan persyaratan yang
harus dipenuhi dalam kenaikan pangkat, akhirnya konselor tahu informasi apa
saja yang harus dipenuhi dalam persyaratan tersebut. Kepala sekolah mengatakan
diantaranya persyaratan kenaikan pangkat kepada guru adalah setiap guru wajib
menegagkan disiplin kerja, menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya, peduli
terhadap tempat kerja atau lingkungan kerja, wajib menjalankan peraturan yang
sudah di sepakati bersama. Inilah beberapa ketentuan yang disampaikan kepala
sekolah untuk peryaratan kenaikan pangkat.
Selanjutnya konselor mendatangi guru mengadakan bimbingan dan nasehat
kepada guru yang sedang meghadapi guru tertahan usul pangkatnya. Konselor
menyarankan dan memberi masukan serta mengajak guru agar memperbaiki kenerja
dalam bertugas, sehingga pada akhirnya usul pangkat tidak tertahan lagi. Karena
dengan guru sudah memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam undang-undang
kenaikan pangkat tersebut, maka kepala sekolah tidak dapat menahannya. Pada
prinsipnya kepala sekolah tidak berhak menahan usul pangkat bawahannya, asalkan
persyaratan yang harus dilengkapi sudah memenuhi persyaratan.
5. Buatlah ringkasan pendapat dan pemahan saudara tentang substansi makalah yang telah saudara
presentasekan, dengan merujuk silabus matakuliah dan pemikiran yang berkembang
dalam diskusi/ Tanya jawaban.
Cukup lama juga
kita tidak asing mendengar Bimbingan Konseling mewarnai perjalanan hidup
keilmuan yang ada. Sebagian orang telah dengan sengaja untuk terjun di bidang
ini. Bergelut, mangkaji, diskusi, memberikan konsep hingga berujung pada suatu
temuan ilmiah yakni teori. Hal ini seakan membawa nama BK menjadi harum dan
dikenal oleh masyarakat sebagai salah satu proses ilmiah menangani problema
manusia.
Berpuluh tahun
kata konseling dijadikan wacana dari pertalian antara dua orang yang saling
berbincang untuk menemukan suatu solusi. Sejak puluhan tahun BK telah menjelma
menjadi keilmuan mandiri, yang dibuktikan dengan munculnya jurusan-jurusan BK
baik di barat, pun di Indonesia. Walaupun pada akhirnya munculnya jurusan itu
masih dimonopoli kampus-kampus pendidikan atau kampus yang berorientasi pada
wilayah keguruan.
Secara
keilmuan, banyak definisi-definisi yang dipelajari di kampus mencoba memberikan
pemahaman bagi mahasiswa mengenai makna konseling, mulai dari mengarahkan,
membimbing, pendekatan psikologis atau sekedar curahan hati. Dalam konteks yang
cukup serius, seperti yang ditekankan dalam literatur konseling- konseling
menemukan jatidirinya dalam asumsi kapada cengkraman etis profesional,
komersial dan persepsi-persepsi yang menisbahkan konseling kepada unsur
profesi. Hal itu didasarkan kepada buku-buku pengantar Bimbingan dan Konseling
dalam tafsirkn BK dengan penjustifikasian wacana-wacana itu tadi.
Banyak kalangan pada akhirnya,
terilhami setting pikiran seperti itu tadi yakni interpretasi
BK kepada wilayah yang lebih terlihat personal. Ekses dari hal tersebut seakan
menjadikan konseling sebagai salah satu kegiatan yang bernuansa soft atau
lembut.
Ada beberapa hal yang mesti didiskusikan mengenai
karakter BK saat ini. Cara yang baik ialah dengan melakukan reinterpretasi
mengenai makna BK. Setidaknmya ada sekitar 5 masalah yang menjadi “biang
keladi” dalam merias wajah BK dewasa ini. Gugatan secara etis layak untuk
dimunculkan mengingat sekarang kita sedang bicara mengenai pengembangan BK.
- Menangani/Mengobati
Konseling tidak
tepat rasanya jika hanya dilakukan untuk mengahadapi masalah. Banayak pihak
menilai Konselor bekerja menangani masalah yang ada, dan berkesudahan ketika masalah
itu terselesaikan juga ataupun ketika klien tidak lagi mendatangi konselor.
Berangkat dari
perdebatan antara wilayah kerja BK dan Psikoterapi. Tidak jarang pakar
merangkum distingsi kedua hal tersebut. Seperti dirangkum oleh Latipun mengenai
perbedaan keduanya, disebutkan bahwa BK menangani masalah yang situasional
sedangkan Psikoterapi menangani emosional yang berat neurosis.
Namun titik
tekannya bukan hanya pada kualitas kasus, tetapi pada periodeisasi masalah. Ada
baiknya BK tidak hanya disibukkan pada bentul layanan mengobati masalah, tetapi
ada bentuk yang dilupakan sebagai ciri khas kesempurnaan serta kemapanan BK
yaitu mencegah dan membangun.
2.
Lisan
Dalam era
glonbalisasi ini dimana segala hal serba baru dan kreatif, banyak ilmu dipacu
untuk mengepakkan sayapnya dalam menangani krirsis manusia modern. Tak
terkecuali BK yang patut menyeburkan diri dalam pusaran ini.
Dunia
jurnalisme sebagai dunia tulis menulis dapat dijadikan partner untuk mengemas
BK melaui tulisan yang termuat dalam media massa. Internet? Rasanya diandalkan
dalam mewujudkan visi ini, seperti yang dilakoni e-psikologi dengan konseling
via emailnya. Atau lebih menariknya guru BK dapat membuat semacam rubrik BK
dengan kemasan menarik untuk memikat siswanya. Hal ini dirasa perlu karena
tidak setiap orang dapat mendatangi konselor, selain itupun banyak individu
yang canggung berbicara kepada konselor.
3.
Institusi
Pendidikan
Permalahan ini
cukup urgen, bahwa BK ialah ada di Sekolah, secara tak langsung. Memepersempit
ruang kerja BK. Ini tidak lepas dari “monopoli” jurusan BK yang diletakkan di
kampus keguruan dan pendidikan. Dan khususnya di Indonesia fenomena ini pun
belum dirasa berkembang secara signifikan untuk membentuk BK non pendidikan.
Disudut
realita, sebenarnya tidak semua kampus memojokkan BK ke wilayah ekslusifitas
pendidikan, toh ada beberapa keguruan yang mencoba untul lepas dalam pergulatan
pemikiran dengan tujuan akhir pendidikan. membuka studi konseling karir, lintas
budaya atau sosial kemasyarakatan. namun hidupnya jurusan itu di kampus-kampus
dengan latar keguruan, akhirnya sulit membenamkan rasa apriori pada 2 wilayah
yaitu keilmuan dan ruang kerja.
4.
Individu
Individupun
tidak kalah pentingnya dalam menciptakan sebuah nilai atau paradigma. Seperti
yang disebut diatas tadi, tentang stigma BK sebagai jurusan yang soft memang
tidak bisa dielakkan, ketika BK masih berfokus pada penanganan individu.
Penulis melihat
stigma individu nyang ditanamkan kepada BKI, berkenaan dari berbagai teori yang
ada. Secara historis wajar jika teori itu berorientasi kepada individu,
mengingat teori BK belum lepas dari penciptanya yang berasal dari psikologi
atau psikiatri. Sebutlah Carl Rogers, Ivan Pavlov, BF Skinner, Alfred Adler dan
sebagainya.
BK sebagai
event monopoli individu, tentu tidak etis diletakkan pada asumsi yang salah.
Akan Tetapi berangkat dari corak suatu budaya dan masyarakat yang juga bangga
dengan jatidiri massa, perlu dipertimbangkan. Banyak individu yang merasa
nayaman dengan pendekatan BK secara massa. Analogi mudahnya seperti
pertandingan sepakbola. Ada orang yang nyaman menonton sendiri, namun banyak
juga yang lebih menikmati jalannya pertandingan secara beramai-ramai, atau pula
berangkat langsung ke stadion, melihat bintang pujaan. Ini berarti BK pun dapat
menarik, jika dikemas dalam bungkus massa, dengan dampak positif para klien
dapat terpacu adrenalinnya.
Ada yang perlu
yang diingat bagi model intervensi secara massa. BK secara massa harus pula
dibingkai yang bersifat dinamis, progresif dan mengikuti pola-pola yang kreatif
sesuai tuntutan zaman.
5.
Inisiatif Klien
Perguruan
tinggi mempunyai 3 karakter yang dipelihara secara luhur yang populis disebut
tridharma. Pengajaran, penelitian serta pengabdian. Secara etis tiga hal itu
mesti dipraktikan juga dengan kreatif dan penuh dinamisasi. Konselor sebagai
pengabdi masyarakat mesti berperan aktif dalam menciptakan suatu tatanan
masyarakat madani. Konsekuensi logis dari hal ini adalah aktivasi BK digalakkan
dalam suatu setting kemasyarakatan. Tidak sepantasnya konselor hanya menuggu
inisiatif klien datang, dan berorientasi komersial. Hal ini sebagai tantangan
LSM BK yang mempunyai target-target pembinaan masyarakat.
Dari paparan dan pengetahuan yang selama
ini kita dengan dan kita lihat dilapangan, kondisi konselor masih dianggap
sebagai suatu tindakan yang enggan untuk mendatangi sebuah lembaga konseling,
lebih-lebih pada masyarakat pedesaan yang menganggab hal ini masih awam.
Mungkin berbeda dengan masyarakat dikota-kota besar yang sudah memahami hal –
hal yang berkenaan dengan konseling.
Melihat hasil diskusi dari teman-teman
yang terjadi pada saat presentasi, kawan-kawan menyarankan dan merasa penting
menjdikan konselor itu sebagai suatu propesi yang dapat membantu memecahkan
problema yang sedang di hadapi oleh peserta didik atau kalau sebagai seorang
supervisor bisa menjadikan obat penawar bagi teman –teman guru yang sedang
menghadapi masalah, dan dapat membantu memberikan motifasi untuk lebih giat
dalam menjalankan tugasnya sebagai profesi pendidik.
Dari hasil pantauan Tanya jawab dan
diskusi bersama teman disamping dapat membantu orang lain, juga dapat membantu
merubah sikap kepribadian dari kami sebagai guru agama yang di calonkan sebagai
seorang pengawas atau supervisor. Karena menurut saya hal ini perlu dipahami
dan dikuasi oleh seorang guru atau seorang supervisor, tanpa kita memiliki
perilaku yang baik, yang sopan, tentunya kita akan sulit untuk menyampaikan dan
memberiakan penyuluhan kepada orang lain atai klien. Maka menurut saya ilmu
psikologi konseling merupakan ilmu yang harus di kembangkan dalam matakuliah,
bukan hanya sebagai ilmu biasa, yang tidak penting dimiliki oleh seorang guru
atau konselor.